Minggu, 01 Juli 2012

Menulis sebagai Lakon Emansipatoris.


1.      
            Kegiatan menulis adalah sebuah tindakan yang mengandung semangat emansipatoris. Dalam menulis, seseorang menampilkan lakon tentang kehidupan dan terlebih perjuangan tentang kehidupan. Tulisan mengabadikan kehidupan dalam rangkaian ingatan dan kenangan manusia. Pada saat yang sama tulisan menghadirkan sebuah ruang permenungan tentan kehidupan yang banyak kali dilalui tanpa direnungkan. Manusia yang hidup hanya untuk menikmati saat ini, tak pernah menyediakan ruang bagi permenungan kehidupan ini.
            Lebih jauh, manusia sendiri sebenarnya adalah makhluk penceritra (homo fabula) yang sadar sepenuhnya tentang keadaannya dan mengisahkan setiap titik kehidupannya yang dialami. Sebagai makhluk penceritra, manusia senantiasa ingin mengisahkan pengalaman dan kesadarannya tentang kehidupan. Dalam mengisahkan inilah, manusia dapat menemukan sebuah kesadaran kembali tentang kehidupan yang telah atau bahkan yang akan dijalaninya kelak. Manusia ingin juga membebaskan dirinya dari kungkungan kisah, dan menjadi tuan atas kisah. Pengisahan kembali kehidupan akan menentukan manusia, bukan sebaga obyek dari sejarah kehidupannya semata melainkan sebagai subyek yang menentukan arah dan nilai kehidupannya. Pengisahan kembali adalah juga sebuah tindakan evaluatif tentang kehidupan dan kisah yang telah digariskan sehingga perjalanan selanjutnya dalam kehidupan adalah kehidupan yang dijalani di atas sebuah landasan yang telah diperbaharui. . Kisah-kisah dari manusia pengisah itu ada untuk mendedahkan tentang manusia. Kisah-kisah itu selalu belum sampai pada tafsir paripurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar